Minggu, 19 Oktober 2008

senandung air mata

jangan kau tanya aku

saat rintih perih berayun basahiku

saat derai luka sirami duka-dukaku


jangan lagi kau tanya aku

menggores rintih nan pedih melirih

menusuk mati dihati sang melati


tak usah kau senyum aku

dalam racun meluruh didadaku

dalam madu habiskan semua jiwaku


kini bagimu,

tanya saja dentingan gerimis pipiku

kau sentuhi genang-genang bekas laraku

senyumlah pada mayat dikuburku


meski itu,

senandungku masih hangat lucuti sayap-sayapmu

lepaskan simpul-simpul kaku mendekap dada risaumu

pejamkan lelap kasih dalam mutiara beningmu


kau masih bertinggal dirumah laguku

kau tetap bermalam dikamar melodiku


akan s'lalu kau dengar nyanyi itu

ketika kau dalam sayup sedihmu

katika kau larut atas sepi basahku


namun kau akan indah dalam tembangku

senandung air mataku




Tidak ada komentar: