Rabu, 19 Agustus 2009

Rahasia Yang Belum Terungkap Di Balik 17 Agustus

Tujuh belas Agustus merupakan hari besar kemerdekaan bangsa Indonesia. Pada tanggal tersebut, 64 tahun yang lalu merupakan hari paling bersejarah negeri ini karena di hari itulah merupakan awal dari kebangkitan rakyat Indonesia dalam melawan penjajahan sekaligus penanda awalnya revolusi. Namun, ada beberapa hal menarik seputar hari kemerdekaan negeri kita tercinta ini yang sayang jika belum Anda ketahui.

1. Soekarno Sakit Saat Proklamirkan Kemerdekaan Pada 17 Agustus 1945 pukul 08.00 (2 jam sblm pembacaan teks Proklamasi), ternyata Bung Karno masih tidur nyenyak di kamarnya, di Jalan Pegangsaan Timur 56, Cikini. Dia terkena gejala malaria tertiana. Suhu badannya tinggi dan sangat lelah setelah begadang bersama para sahabatnya menyusun konsep naskah proklamasi di rumah Laksamana Maeda. Saat itu, tepat di tengah2 bulan puasa Ramadhan. "Pating greges", keluh Bung Karno setelah dibangunkan dr Soeharto, dokter kesayangannya. Kemudian darahnya dialiri chinineurethan intramusculair dan menenggak pil brom chinine. Lalu ia tidur lagi. Pukul 09.00, Bung Karno terbangun. Berpakaian rapi putih-putih dan menemui sahabatnya, Bung Hatta. Tepat pukul 10.00, keduanya memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dari serambi rumah. "Demikianlah Saudara-saudara! Kita sekalian telah merdeka!", ujar Bung Karno di hadapan segelintir patriot-patriot sejati. Mereka lalu menyanyikan lagu kebangsaan sambil mengibarkan bendera pusaka Merah Putih. Setelah upacara yang singkat itu, Bung Karno kembali ke kamar tidurnya; masih meriang. Tapi sebuah revolusi telah dimulai...

2. Upacara Proklamasi Kemerdekaan Dibuat Sangat Sederhana Upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ternyata berlangsung tanpa protokol, tak ada korps musik, tak ada konduktor, dan tak ada pancaragam. Tiang bendera pun dibuat dari batang bambu secara kasar, serta ditanam hanya beberapa menit menjelang upacara. Tetapi itulah, kenyataan yang yang terjadi pada sebuah upacara sakral yang dinanti-nanti selama lebih dari 300 tahun!

3. Bendera dari Seprai Bendera Pusaka Sang Merah Putih adalah bendera resmi pertama bagi RI. Tetapi dari apakah bendera sakral itu dibuat? Warna putihnya dari kain sprei tempat tidur dan warna merahnya dari kain tukang soto!

4. Akbar Tanjung Jadi Menteri Pertama “Orang Indonesia Asli” Setelah merdeka 43 tahun, Indonesia baru memiliki seorang menteri pertama yang benar-benar "orang Indonesia asli". Karena semua menteri sebelumnya lahir sebelum 17 Agustus 1945. Itu berarti, mereka pernah menjadi warga Hindia Belanda dan atau pendudukan Jepang, sebab negara hukum Republik Indonesia memang belum ada saat itu. "Orang Indonesia asli" pertama yang menjadi menteri adalah Ir Akbar Tanjung (lahir di Sibolga, Sumatera Utara, 30 Agustus 1945), sebagai Menteri Negara Pemuda dan Olah Raga pada Kabinet Pembangunan (1988-1993).

5. Kalimantan Dipimpin 3 Kepala Negara Menurut Proklamasi 17 Agustus 1945, Kalimantan adalah bagian integral wilayah hukum Indonesia. Kenyataannya, pulau tersebut paling unik di dunia. Di pulau tersebut, ada 3 kepala negara yang memerintah! Presiden Soeharto (memerintah 4 wilayah provinsi), PM Mahathir Mohamad (Sabah dan Serawak) serta Sultan Hassanal Bolkiah (Brunei).

6. Setting Revolusi di Indonesia Diangkat Ke Film Ada lagi hubungan erat antara 17 Agustus dan Hollywood. Judul pidato 17 Agustus 1964, "Tahun Vivere Perilocoso" (Tahun yang Penuh Bahaya), telah dijadikan judul sebuah film - dalam bahasa Inggris; "The Year of Living Dangerously". Film tersebut menceritakan pegalaman seorang wartawan Australia yg ditugaskan di Indonesia pada 1960-an, pada detik2 menjelang peristiwa berdarah th 1965. Pada 1984, film yang dibintangi Mel Gibson itu mendapat Oscar untuk kategori film asing!

7. Naskah Asli Proklamasi Ditemukan di Tempat Sampah Naskah asli teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang ditulis tangan oleh Bung Karno dan didikte oleh Bung Hatta, ternyata tidak pernah dimiliki dan disimpan oleh Pemerintah! Anehnya, naskah historis tersebut justru disimpan dengan baik oleh wartawan BM Diah. Diah menemukan draft proklamasi itu di keranjang sampah di rumah Laksamana Maeda, 17 Agustus 1945 dini hari, setelah disalin dan diketik oleh Sajuti Melik.Pada 29 Mei 1992, Diah menyerahkan draft tersebut kepada Presiden Soeharto, setelah menyimpannya selama 46 tahun 9 bulan 19 hari.

8. Soekarno Memandikan Penumpang Pesawat dengan Air Seni Rasa-rasanya di dunia ini, hanya the founding fathers Indonesia yang pernah mandi air seni. Saat pulang dari Dalat (Cipanasnya Saigon), Vietnam, 13 Agustus 1945, Soekarno bersama Bung Hatta, dr Radjiman Wedyodiningrat dan dr Soeharto (dokter pribadi Bung Karno) menumpang pesawat fighter bomber bermotor ganda. Dalam perjalanan, Soekarno ingin sekali buang air kecil, tetapi tak ada tempat. Setelah dipikir, dicari jalan keluarnya untuk hasrat yang tak tertahan itu. Melihat lubang-lubang kecil di dinding pesawat, di situlah Bung Karno melepaskan hajat kecilnya. Karena angin begitu kencang sekali, bersemburlah air seni itu dan membasahi semua penumpang.

9. Negatif Film Foto Kemerdekaan Disimpan Di Bawah Pohon Berkat kebohongan, peristiwa sakral Proklamasi 17 Agustus 1945 dapat didokumentasikan dan disaksikan oleh kita hingga kini. Saat tentara Jepang ingin merampas negatif foto yang mengabadikan peristiwa penting tersebut, Frans Mendoer, fotografer yang merekam detik-detik proklamasi, berbohong kepada mereka. Dia bilang tak punya negatif itu dan sudah diserahkan kepada Barisan Pelopor, sebuah gerakan perjuangan. Mendengar jawaban itu, Jepang pun marah besar. Padahal negatif film itu ditanam di bawah sebuah pohon di halaman Kantor harian Asia Raja. Setelah Jepang pergi, negatif itu diafdruk dan dipublikasi secara luas hingga bisa dinikmati sampai sekarang. Bagaimana kalau Mendoer bersikap jujur pada Jepang?

10. Bung Hatta Berbohong Demi Proklamasi Kali ini, Bung Hatta yang berbohong demi proklamasi. Waktu masa revolusi, Bung Karno memerintahkan Bung Hatta untuk meminta bantuan senjata kepada Jawaharlal Nehru. Cara untuk pergi ke India pun dilakukan secara rahasia. Bung Hatta memakai paspor dengan nama "Abdullah, co-pilot". Lalu beliau berangkat dengan pesawat yang dikemudikan Biju Patnaik, seorang industrialis yang kemudian menjadi menteri pada kabinet PM Morarji Desai. Bung Hatta diperlakukan sangat hormat oleh Nehru dan diajak bertemu Mahatma Gandhi. Nehru adalah kawan lama Hatta sejak 1920-an dan Dandhi mengetahui perjuangan Hatta. Setelah pertemuan, Gandhi diberi tahu oleh Nehru bahwa "Abdullah" itu adalah Mohammad hatta. Apa reaksi Gandhi? Dia marah besar kepada Nehru, karena tidak diberi tahu yang sebenarnya."You are a liar !" ujar tokoh kharismatik itu kepada Nehru.

11. Bendera Merah Putih dan Perayaan Tujuh Belasan Bukan di Indonesia Saja Bendera Merah Putih dan perayaan tujuh belasan bukanlah monopoli Indonesia. Corak benderanya sama dengan corak bendera Kerajaan Monaco dan hari kemerdekaannya sama dengan hari proklamasi Republik Gabon (sebuah negara di Afrika Barat) yang merdeka 17 Agustus 1960. Selain itu, masih menjadi perdebatan apakah lagu Indonesia Raya benar-benar merp karya asli WR Supratman, ataukah 'terinspirasi' oleh lagu Perancis, "Les Marseilles", yg memiliki nada2 yg sangat mirip.

12. Tidak Ada Nama Jalan Soekarno-Hatta Jakarta, tempat diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia dan kota tempat Bung Karno dan Bung Hatta berjuang, tidak memberi imbalan yang cukup untuk mengenang co-proklamator Indonesia. Sampai detik ini, tidak ada "Jalan Soekarno-Hatta" di ibu kota Jakarta. Bahkan, nama mereka tidak pernah diabadikan untuk sebuah objek bangunan fasilitas umum apa pun sampai 1985, ketika sebuah bandara diresmikan dengan memakai nama mereka.

13. Gelar Proklamator Hanyalah Gelar Lisan Gelar Proklamator untuk Bung Karno dan Bung Hatta, hanyalah gelar lisan yang diberikan rakyat Indonesia kepadanya selama 41 tahun! Sebab, baru 1986 Permerintah memberikan gelar proklamator secara resmi kepada mereka.

14. Indonesi Mungkin Saja Punya Lebih Dari Dua Proklamator Kalau saja usul Bung Hatta diterima, tentu Indonesia punya "lebih dari dua" proklamator. Saat setelah konsep naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia rampung disusun di rumah Laksamana Maeda, Jl Imam Bonjol no 1, Jakarta, Bung Hatta mengusulkan semua yang hadir saat rapat dini hari itu ikut menandatangani teks proklamasi yang akan dibacakan pagi harinya. Tetapi usul ditolak oleh Soekarni, seorang pemuda yang hadir. Rapat itu dihadiri Soekarno, Hatta dan calon proklamator yang gagal : Achmad Soebardjo, Soekarni dan Sajuti Melik. "Huh, diberi kesempatan membuat sejarah tidak mau", gerutu Bung Hatta karena usulnya ditolak.

15. Jenderal Soedirman Tidak Pernah Duduki Jabatan Resmi Panglima Besar Tentara Nasional Indonesia Jenderal Soedirman, pada kenyatannya tidak pernah menduduki jabatan resmi di kabinet RI. Beliau tidak pernah menjadi KSAD, Pangab, bahkan menteri pertahanan sekalipun!

Sumber: kaskus.us

Kamis, 16 April 2009

Persembahan untuk TUHAN

Tuhan,
lihatlah senyumku saat duka-Mu melanda di sgenap tulang rusukku
dengarlah tawa riang hatiku saat sepenuh ragaku hancur melebur
karena senua tusukun-tusukan dalam kilat-Mu

Ku kan terus tertawa selama detak itu berdetak di jantungku
selama nyawa hangatku terus Kau gengga dalam jemari-Mu
Ku kan terus tersenyum selama sudut-sudut jiwaku masih sebutkan Esa-Mu

Tuhan,
Rasakan senandung asku yang kan selalu rintihkan gerimis air mata
di atas telapak tangan-Mu
merintihkan seluruh kehebatan alam hingga semu keagungan besarnya meleleh
mengalir di sekujur nadi-Mu

Ku tak kan lagi keluhkan sisa-sisa abuku
yang semakin surut di terpa angin hitam-Mu
yang Kau tiupkan melewati seluruh dentuman jantungku

Diriku hanya kan berikan semua sembahan-sembahan maniskudi atas altar suci-Mu
membawakan hasil-hasil keringat darahku tuk tunjukan
betapa Engkau hidupkan jiwa dalam tubuh ini
hingga ku berdiri di atas bencana-bencana alam ini

Hanya untuk-Mu Tuhanku,
hanya tuk dapatkan secercah cahaya-Mu dalam hati gelapku
menerima semua bentuk kehidupanku di dunia dan alam kesesatanku

Jumat, 10 April 2009

sesak

dengarlah desahku saat api senja mulai surut dari puncaknya,
dengarkanlah ketika jiwaku berkata,berbisik disisi telingamu,
mengumandangkan mengumandangkan berbagai pinta hati
yang tak mungkin lagi kusimpan di tabung kemiskinan

dekaplah tubuhku ketika lelah letih menyerbu d segenap tubuhku
temukanlah di dalam lembut tanganmu
yang selalu memberikan madu dalam alur galap terang kehidupanku

sungguh takut diriku saat malam gulita menyerbuku saat dalam kesendirian
takut diriku saat kunang-kunang beterbangan
dan mencoba tuk padamkan cahaya di kamar hatiku
menggantikannya dengan gelap yang membara
belailah tubuhku saat musim ketakutan itu mendatangiku dengan beribu pasukannya

sentuh tubuhku
untukmu permaisuriku

Jumat, 20 Maret 2009

aku dan semua penyair

aku adalah semua penyair
penyair dan semua itu aku

aku tak pernah jadi penyair

hanya untukku syair-syair itu
hanya untukmu diriku

cerita sang kekasih

di dalam genangan samudra maya,ku termangu.
mendesah dalam kalbu.

cinta mengaduh di hatiku
tersakiti.....

terluka karena nafsu belaka.

cinta adalah kerumitan terindah di dunia
tak kan pernah sederhana yang kau mau
tak sederhana dalam sang pencinta.

kekasih,
bagimu mungkin kesetiaan bukanlah dalam diri ini
kesesatan selalu terbayang di wajah lelah

namun tiada harapku selain bersamamu,
memelukmu,
hanyutkan dirimu dalam kesesatan yang kau lihat di wajahku
tenggelam di mahligai cinta kita

tiada lagi nafsu itu,
ku hanya ingat dirimu
tiada lain tuk di sisiku.

Rabu, 18 Maret 2009

the day with you

meregang nyawaku
berdebar penuh keluh di hadapmu
bergetar melayang menatapmu
merasuk rusuk-rusuk di tubuhku

hanyut mimpi-mimpiku
ukiran kata-kata di senyummu

terubah hayal-hayalku
nyata dalam jawab dan pelukmu

remuk seakan aku waktu itu
tertusuk duri lembut yang menyusup akhir hayatku

hilang sudah letihku kala itu
lenyap dalam buai dan abadi cintamu

sungguh ku terbang

Lomba upi

“Mengembangkan Eksistensi Bahasa dan Sastra Indonesia”

Lomba Baca Puisi Piala Rendra Kategori Pelajar, 15 April 2009 (pendaftaran Rp 30.000) Kategori Mahasiswa dan Umum, 16 April 2009 (pendaftaran Rp 35.000)

Lomba Cipta Cerpen Piala Balai Bahasa Peserta Umum. Tema Bebas. Biaya Pendaftaran Rp 20.000/judul.

Lomba Tulis Esai Bahasa. Peserta Umum. Tema “Pengaruh Bahasa Asing Terhadap Bahasa Indonesia dan Problematikanya” Biaya Pendaftaran Rp 20.000/judul

Lomba Tulis Puisi Piala Rektor UPI. Peserta Umum. Tema Bebas. Biaya Pendaftaran Rp 20.000/judul.

Lomba Mendongeng Anak se-Bandung Raya. Peserta Anak-anak Usia Maks. 12 tahun. Biaya Pendaftaran Rp 15.000/orang. Waktu Perlombaan Jumat, 17 April 2009.

Lomba Tulis Surat untuk Walikota Bandung se-Bandung Raya. Peserta Anak-anak Usia Maks. 12 tahun. Biaya Pendaftran Rp 15.000/orang. Tema Surat “Andai Aku Menjadi Walikota Bandung”. Penulisan surat dilakukan pada waktu dan tempat yang telah ditentukan.

Pelatihan Pembelajaran Bahasa Berbasis TIK. Tema “Pembuatan Media Pembelajaran Bahasa dengan Microsoft Power Point dan Flash”. Peserta Guru Bahasa. Biaya Pendaftaran Rp 150.000/orang Fasilitas: komputer untuk setiap orang, notebook, sertifikat, snack, makan siang dan pin. Waktu pelaksanaan 14 April 2009.

Diskusi Bahasa. Tema “Interferensi Bahasa Asing Terhadap Bahasa Indonesia”. Peserta Umum. Biaya Gratis. Pemateri : Prof. Dr. H. A. Chaedar Alwasilah, MA. (Guru Besar UPI) M. Abdul Khak, M.Hum (Kepala Balai Bahasa Bandung). Waktu Pelaksanaan Tanggal 13 April 2009 Jam 08.00 – selesai.

Diskusi Sastra. Tema “Lokalitas dalam Karya Sastra”. Peserta Umum. Biaya Gratis. Pemateri : Hawe Setiawan (Sastrawan) Ahmad Tohari (Sastrawan). Waktu Pelaksanaan Tanggal 13 April 2009 Jam 13.00 – selesai.

Waktu Pendaftaran Semua Kegiatan dan Pengumpulan Karya Tulis 1 Maret – 31 Maret 2009

Ketentuan Umum Karya Tulis:

-Ditik rapi di kertas A4, margin standar, font 12, spasi 2, huruf Times New Roman -Rangkap 4 dan disertai soft file dalam CD -Untuk Lomba Tulis Esai Bahasa, karya dibatasi min. 4 lembar dan maks. 6 lembar -Untuk Lomba Cipta Cerpen, karya dibatasi min. 6 lembar dan maks. 10 lembar -Foto copy tanda pengenal -Tidak diperkenankan menulis identitas pada lembar karya (biodata terpisah) -Dimasukkan pada amplop coklat A4, disudut kiri atas tertulis kriteria lomba karya tulis, mis: Lomba Tulis Puisi Piala Rektor GBSI 2009 -Karya harus orisinil dan belum dipublikasikan -Karya menjadi milik panitia -Karya dikirim langsung atau melalui pos ke sekretariat GBSI 2009.

Peserta Terbatas

Sekretariat GBSI 2009 Gedung PKM UPI Lantai 2 Ruang 26 Jl. Dr. Setiabudi No. 229 Bandung, 40154 CP : Sigit Widiatmoko (08562286995, 022-92972665) Rina Fitriani (081220083010) Email : gbsi2009_satrasia@yahoo.com Rek : 0110691457 Bank BNI cabang UPI Bandung a.n. Sigit Widiatmoko

Lomba Essay Pelajar 2009

Deskripsi Umum
Setiap peserta lomba membuat essay yang berisikan hasil pemikiran, pendapat, pandangan, solusi, dan sebagainya terhadap tema yang diberikan. Essay bersifat kritis, membangun, ditulis secara lugas dan tertata menurut tata penulisan yang benar, serta hasil karya orisinil dari peserta.
Pada lomba ini, terdapat dua tema essay yang akan diperlombakan, yaitu:
Tema 1:
“Pudarnya Tradisi Anak Nagari dalam Kehidupan Masyarakat Minangkabau Saat ini”
Tema 2: “Krisis Ekonomi Global dalam Pandangan Seorang Pelajar”
Berikut adalah tahapan-tahapan lomba yang harus dilalui oleh para peserta:
Pengumpulan Essay
• Essay dikumpulkan dengan format sebagai berikut:
- Diketik, maksimal 4 (empat) halaman kertas A4 (tidak termasuk halaman judul)
- 1 halaman judul
- Font : “Time New Roman”,Size: “12”
- Spasi: 1,5
- Margin atas: 4cm
- Margin kiri: 4 cm
- Margin bawah: 3 cm
- Margin kanan: 3 cm
• Peserta mengirimkan essay ke Sekretariat UKM-ITB (Aula Timur ITB, Jalan Ganesha No.10, Bandung) (cap pos), selambat-lambatnya diterima panitia pada tanggal 31 Maret 2009. Essay dimasukkan dalam amplop A4 tertutup disertakan biodata diri peserta (format terlampir).
Persyaratan Peserta:
1. Pelajar SMA dan sederajat
2. Lomba bersifat individu (bukan team yang terdiri atas beberapa orang)
3. Melampirkan foto kopi kartu identitas (KTP/SIM/Kartu Pelajar)*
4. Melampirkan foto berukuran 3×4 terbaru (hitam putih/ berwarna)*
5. Melampirkan biodata diri (format terlampir)
6. Hasil karya yang dikirimkan bersifat orisinil ( karya belum pernah dipublikasikan sebelumnya, bukan merupakan hasil editan, dan bukan merupakan bahan-bahan yang diajukan untuk persyaratan ujian, penyelesaian tugas-tugas sekolah, dan sejenisnya).
Pengumuman Pemenang Lomba Essay
• Penilaian dilakukan oleh tim juri yang merupakan Dosen ITB.
• Tiga essay terbaik untuk masing-masing tema akan dinyatakan sebagai pemenang.
• Pengumuman pemenang dilakukan pada tanggal 25 April 2009.
• Pemenang lomba essay akan dihubungi oleh panitia dan akan dikirimkan surat pemberitahuan selanjutnya ke sekolah masing-masing.
Keterangan lengkap klik di sini

Lomba Mengarang CERPEN SONIC LINGUISTIC 2009


SONIC LINGUISTIC 2009 adalah sebuah ajang kompetisi di bidang jurnalistik, bahasa, dan budaya yang diadakan oleh OSIS MAN Insan Cendekia Serpong.
Salah satu lomba yang diadakan adalah Lomba Mengarang CERPEN. Tema yang diambil pada lomba kali ini adalah “INDONESIA DI MASA DEPAN”
ATURAN DAN TATA CARA LOMBA:
1.Lomba dikategorikan untuk pelajar SMU dan sederajat
2.Cerpen yang dikumpulkan adalah hasil karya sendiri dan belum pernah dipublikasikan
3.Cerpen yang dibuat sesuai dengan tema lomba yang telah ditentukan oleh panitia
4.Cerpen diketik pada kertas ukuran A4 dengan ketentuan:
*Margin kanan dan bawah 4 cm
*Margin kiri dan atas 3 cm
*Font yang digunakan adalah Calibri ukuran 11
5.Kata minimal yang digunakan sebanyak 2009 kata
6.Hasil karya paling lambat dikumpulkan pada tanggal 20 Maret 2009 (cap pos) ke alamat:
*MAN Insan Cendekia Serpong
Jalan Cendekia No.1 BSD Sektor XI Tangerang, Banten 15310
*Atau bisa juga melalui e-mail dan kirimkan ke alamat mybohr13@yahoo.com
7.Jangan lupa sertakan data diri berupa nama, alamat, nama sekolah, alamat sekolah, nomor telepon/hp yang bisa dihubungi, dan alamat e-mail
8.Karya yang dikumpulkan menjadi hak milik panitia
9.Keputusan dewan juri tidak dapat diganggu gugat
HADIAH DAN PENGHARGAAN
Juara 1:uang tunai Rp 750.000+piagam+trophy
Juara 2:uang tunai Rp 500.000+piagam+trophy
Juara 3:uang tunai Rp 250.000+piagam+trophy
(pemenang diharapkan untuk bisa hadir pada acara penutupan SONIC LIGUISTIC 2009 pada tanggal 30 maret 2009)
INFORMASI LEBIH LANJUT
datang ke panitia SONIC LINGUISTIC 2009 di MAN Insan Cendekia Serpong
CONTACT PERSON(harap tidak via SMS)
Fahmi Bahar 081219746035
Aliffia Arrahman 081219563060

Jumat, 13 Februari 2009

Maafkan salahku, Ibu....

Hukum kekekalan energi dan semua agama menjelaskan bahwa apa pun yang
kita lakukan pasti akan dibalas sempurna kepada kita. Apabila kita
melakukan energi positif atau kebaikan maka kita akan mendapat
balasan berupa kebaikan pula. Begitu pula bila kita melakukan energi
negatif atau keburukan maka kitapun akan mendapat balasan berupa
keburukan pula. Kali ini izinkan saya menceritakan sebuah pengalaman
pribadi yang terjadi pada 2003.

Pada September-Oktober 2003 isteri saya terbaring di salah satu rumah
sakit di Jakarta . Sudah tiga pekan para dokter belum mampu
mendeteksi penyakit yang diidapnya. Dia sedang hamil 8 bulan.
Panasnya sangat tinggi. Bahkan sudah satu pekan isteri saya telah
terbujur di ruang ICU. Sekujur tubuhnya ditempeli kabel-kabel yang
tersambung ke sebuah layar monitor.

Suatu pagi saya dipanggil oleh dokter yang merawat isteri saya.
Dokter berkata, "Pak Jamil, kami mohon izin untuk mengganti obat ibu".

Saya pun menjawab "Mengapa dokter meminta izin saya? Bukankan setiap
pagi saya membeli berbagai macam obat di apotek dokter tidak meminta
izin saya"

Dokter itu menjawab "Karena obat yang ini mahal Pak Jamil."

"Memang harganya berapa dok?" Tanya saya.

Dokter itu dengan mantap menjawab "Dua belas juta rupiah sekali
suntik."

"Haahh 12 juta rupiah Dok, lantas sehari berapa kali suntik, dok?"

Dokter itu menjawab, "Sehari tiga kali suntik pak Jamil."

Setelah menarik napas panjang saya berkata, "Berarti satu hari tiga
puluh enam juta, Dok?" Saat itu butiran air bening mengalir di pipi.
Dengan suara bergetar saya berkata, "Dokter tolong usahakan sekali
lagi mencari penyakit isteriku, sementara saya akan berdoa kepada
Yang Maha Kuasa agar penyakit istri saya segera ditemukan."

"Pak Jamil kami sudah berusaha semampu kami bahkan kami telah meminta
bantuan berbagai laboratorium dan penyakit istri Bapak tidak bisa
kami deteksi secara tepat, kami harus sangat hati-hati memberi obat
karena istri Bapak juga sedang hamil 8 bulan, baiklah kami akan coba
satu kali lagi tapi kalau tidak ditemukan kami harus mengganti
obatnya, Ppak." jawab dokter.

Setelah percakapan itu usai, saya pergi menuju mushola kecil dekat
ruang ICU. Saya melakukan sembahyang dan saya berdoa, "Ya Allah Ya
Tuhanku... aku mengerti bahwa Engkau pasti akan menguji semua hamba-
Mu, akupun mengerti bahwa setiap kebaikan yang aku lakukan pasti akan
Engkau balas dan akupun mengerti bahwa setiap keburukan yang pernah
aku lakukan juga akan Engkau balas. Ya Tuhanku... gerangan keburukan
apa yang pernah aku lakukan sehingga Engkau uji aku dengan sakit
isteriku yang berkepanjangan, tabunganku telah terkuras, tenaga dan
pikiranku begitu lelah. Berikan aku petunjuk Ya Tuhanku. Engkau Maha
Tahu bahkan Engkau mengetahui setiap guratan urat di leher nyamuk.
Dan Engkaupun mengetahui hal yang kecil dari itu. Aku pasrah kepada
Mu Ya Tuhanku. Sembuhkanlah istriku. Bagimu amat mudah menyembuhkan
istriku, semudah Engkau mengatur milyaran planet di jagat raya ini."

Ketika saya sedang berdoa itu tiba-tiba terbersit dalam ingatan akan
kejadian puluhan tahun yang lalu. Ketika itu, saya hidup dalam
keluarga yang miskin papa. Sudah tiga bulan saya belum membayar biaya
sekolah yang hanya Rp. 25 per bulan. Akhirnya saya memberanikan diri
mencuri uang ibu saya yang hanya Rp. 125. Saya ambil uang itu, Rp 75
saya gunakan untuk mebayar SPP, sisanya saya gunakan untuk jajan.

Ketika ibu saya tahu bahwa uangnya hilang ia menangis sambil terbata
berkata, "Pokoknya yang ngambil uangku kualat... yang ngambil uangku
kualat..." Uang itu sebenarnya akan digunakan membayar hutang oleh
ibuku. Melihat hal itu saya hanya terdiam dan tak berani mengaku
bahwa sayalah yang mengambil uang itu.

Usai berdoa saya merenung, "Jangan-jangan inilah hukum alam dan
ketentuan Yang Maha Kuasa bahwa bila saya berbuat keburukan maka saya
akan memperoleh keburukan. Dan keburukan yang saya terima adalah
penyakit isteri saya ini karena saya pernah menyakiti ibu saya dengan
mengambil uang yang ia miliki itu."

Setelah menarik nafas panjang saya tekan nomor telepon rumah dimana
ibu saya ada di rumah menemani tiga buah hati saya. Setelah salam dan
menanyakan kondisi anak-anak di rumah, maka saya bertanya kepada ibu
saya "Bu, apakah ibu ingat ketika ibu kehilangan uang sebayak seratus
dua puluh lima rupiah beberapa puluh tahun yang lalu?"

"Sampai kapanpun ibu ingat Mil. Kualat yang ngambil duit itu Mil,
duit itu sangat ibu perlukan untuk membayar hutang, kok ya tega-
teganya ada yang ngambil," jawab ibu saya dari balik telepon.
Mendengar jawaban itu saya menutup mata perlahan, butiran air mata
mengalir di pipi.

Sambil terbata saya berkata, "Ibu, maafkan saya... yang ngambil uang
itu saya, bu... saya minta maaf sama ibu. Saya minta maaaaf... saat
nanti ketemu saya akan sungkem sama ibu, saya jahat telah tega sama
ibu." Suasana hening sejenak. Tidak berapa lama kemudian dari balik
telepon saya dengar ibu saya berkata: "Ya Tuhan, pernyataanku aku
cabut, yang ngambil uangku tidak kualat, aku maafkan dia. Ternyata
yang ngambil adalah anak laki-lakiku. Jamil kamu nggak usah pikirin
dan doakan saja isterimu agar cepat sembuh." Setelah memastikan bahwa
ibu saya telah memaafkan saya, maka saya akhiri percakapan dengan
memohon doa darinya.

Kurang lebih pukul 12.45 saya dipanggil dokter, setibanya di ruangan
sambil mengulurkan tangan kepada saya sang dokter berkata "Selamat
pak, penyakit isteri bapak sudah ditemukan, infeksi pankreas. Ibu
telah kami obati dan panasnya telah turun, setelah ini kami akan
operasi untuk mengeluarkan bayi dari perut ibu." Bulu kuduk saya
merinding mendengarnya, sambil menjabat erat tangan sang dokter saya
berkata. "Terima kasih dokter, semoga Tuhan membalas semua kebaikan
dokter."

Saya meninggalkan ruangan dokter itu.... dengan berbisik pada diri
sendiri "Ibu, I miss you so much."

hidup sang surya

hidupku membara
bagai langit tak ternoda..

hidupku menyala...
tak terhapus luka warna,

matiku bersinar tua..
berbekas gurun sahara,

matiku tak kasat mata..
silau menyinari dunia,

jalang mungkin adanya..
namun tiada lagi, hanya mimpi yang ku punya

mimpi pun tiada berguna..
tak mampu singkirkan derita

satu kini ku bahagia
di sisimu sang adinda.

Aku Ingin Mama Kembali

October 13, 2008 · Filed Under Cerita Motivasi, Sosok Motivasi by Resensinet

Sebuah kisah teladan dari negeri China

Di Propinsi Zhejiang China, ada seorang anak laki yang luar biasa, sebut saja namanya Zhang Da. Perhatiannya yang besar kepada Papanya, hidupnya yang pantang menyerah dan mau bekerja keras, serta tindakan dan perkataannya yang menyentuh hati membuat Zhang Da, anak lelaki yang masih berumur 10 tahun ketika memulai semua itu, pantas disebut anak yang luar biasa.

Saking jarangnya seorang anak yang berbuat demikian, sehingga ketika Pemerintah China mendengar dan menyelidiki apa yang Zhang Da perbuat maka merekapun memutuskan untuk menganugerahi penghargaan Negara yang Tinggi kepadanya.
Zhang Da adalah salah satu dari sepuluh orang yang dinyatakan telah melakukan perbuatan yang luar biasa dari antara 1,4 milyar penduduk China. Tepatnya 27
Januari 2006 Pemerintah China, di Propinsi Jiangxu, kota Nanjing, serta disiarkan secara Nasional keseluruh pelosok negeri, memberikan penghargaan kepada 10 (sepuluh) orang yang luar biasa, salah satunya adalah Zhang Da.

Pada tahun 2001, Zhang Da ditinggal pergi oleh Mamanya yang sudah tidak tahan hidup menderita karena miskin dan karena suami yang sakit keras. Dan sejak hari itu Zhang Da hidup dengan seorang Papa yang tidak bisa bekerja tidak bisa berjalan, dan sakit-sakitan. Kondisi ini memaksa seorang bocah ingusan yang waktu itu belum genap 10 tahun untuk mengambil tanggungjawab yang sangat berat. Ia harus sekolah, ia harus mencari makan untuk Papanya dan juga dirinya sendiri, ia juga harus memikirkan obat-obat yang yang pasti tidak murah untuk dia. Dalam kondisi yang seperti inilah kisah luar biasa Zhang Da dimulai. Ia masih terlalu kecil untuk menjalankan tanggung jawab yang susah dan pahit ini. Ia adalah salah satu dari sekian banyak anak yang harus menerima kenyataan hidup yang pahit di dunia ini.Tetapi yang membuat Zhang Da berbeda adalah bahwa ia tidak menyerah.

Hidup harus terus berjalan, tapi tidak dengan melakukan kejahatan, melainkan memikul tanggungjawab untuk meneruskan kehidupannya dan papanya. Demikian
ungkapan Zhang Da ketika menghadapi utusan pemerintah yang ingin tahu apa yang dikerjakannya.

Ia mulai lembaran baru dalam hidupnya dengan terus bersekolah. Dari rumah sampai sekolah harus berjalan kaki melewati hutan kecil. Dalam perjalanan dari dan ke sekolah itulah, Ia mulai makan daun, biji-bijian dan buah-buahan yang ia temui. Kadang juga ia menemukan sejenis jamur, atau rumput dan ia coba memakannya. Dari mencoba-coba makan itu semua, ia tahu mana yang masih bisa ditolerir oleh lidahnya dan mana yang tidak bisa ia makan. Setelah jam pulang sekolah di siang hari dan juga sore hari, ia bergabung dengan beberapa tukang batu untuk membelah batu-batu besar dan memperoleh upah dari pekerjaan itu. Hasil kerja sebagai tukang batu ia gunakan untuk membeli beras dan obat-obatan untuk papanya. Hidup seperti ini ia jalani selama lima tahun tetapi badannya tetap sehat, segar dan kuat.

Si Tukang Kayu dan Rumahnya

November 15, 2008 · Filed Under Cerita Motivasi by Resensinet

Seorang tukang kayu tua bermaksud pensiun dari pekerjaannya di sebuah
perusahaan konstruksi real estate. Ia menyampaikan keinginannya tersebut
pada pemilik perusahaan. Tentu saja, karena tak bekerja, ia akan kehilangan
penghasilan bulanannya, tetapi keputusan itu sudah bulat. Ia merasa lelah.
Ia ingin beristirahat dan menikmati sisa hari tuanya dengan penuh kedamaian
bersama istri dan keluarganya.

Pemilik perusahaan merasa sedih kehilangan salah seorang pekerja terbaiknya.
Ia lalu memohon pada tukang kayu tersebut untuk membuatkan sebuah rumah
untuk dirinya.

Tukang kayu mengangguk menyetujui permohonan pribadi pemilik perusahaan itu.
Tapi, sebenarnya ia merasa terpaksa. Ia ingin segera berhenti. Hatinya tidak
sepenuhnya dicurahkan. Dengan ogah-ogahan ia mengerjakan proyek itu. Ia cuma
menggunakan bahan-bahan sekedarnya. Akhirnya selesailah rumah yang diminta.
Hasilnya bukanlah sebuah rumah baik. Sungguh sayang ia harus mengakhiri
kariernya dengan prestasi yang tidak begitu mengagumkan.

Ketika pemilik perusahaan itu datang melihat rumah yang dimintanya, ia
menyerahkan sebuah kunci rumah pada si tukang kayu. “Ini adalah rumahmu, ”
katanya, “hadiah dari kami.”

Betapa terkejutnya si tukang kayu. Betapa malu dan menyesalnya. Seandainya
saja ia mengetahui bahwa ia sesungguhnya mengerjakan rumah untuk dirinya
sendiri, ia tentu akan mengerjakannya dengan cara yang lain sama sekali.
Kini ia harus tinggal di sebuah rumah yang tak terlalu bagus hasil karyanya
sendiri.

Itulah yang terjadi pada kehidupan kita. Kadangkala, banyak dari kita yang
membangun kehidupan dengan cara yang membingungkan. Lebih memilih berusaha
ala kadarnya ketimbang mengupayakan yang baik. Bahkan, pada bagian-bagian
terpenting dalam hidup kita tidak memberikan yang terbaik. Pada akhir
perjalanan kita terkejut saat melihat apa yang telah kita lakukan dan
menemukan diri kita hidup di dalam sebuah rumah yang kita ciptakan sendiri.
Seandainya kita menyadarinya sejak semula kita akan menjalani hidup ini
dengan cara yang jauh berbeda.

Renungkan bahwa kita adalah si tukang kayu. Renungkan rumah yang sedang kita
bangun. Setiap hari kita memukul paku, memasang papan, mendirikan dinding
dan atap. Mari kita selesaikan rumah kita dengan sebaik-baiknya seolah-olah
hanya mengerjakannya sekali saja dalam seumur hidup. Biarpun kita hanya
hidup satu hari, maka dalam satu hari itu kita pantas untuk hidup penuh
keagungan dan kejayaan. Apa yang bisa diterangkan lebih jelas lagi. Hidup
kita esok adalah akibat sikap dan pilihan yang kita perbuat hari ini. Hari
perhitungan adalah milik Tuhan, bukan kita, karenanya pastikan kita pun akan
masuk dalam barisan kemenangan.

Pojok Renungan:
“Hidup adalah proyek yang kau kerjakan sendiri”

Ciptakan Kehidupan, Bukan Sekedar Hidup

October 25, 2008 · Filed Under Artikel Motivasi, Tips Motivasi by Resensinet

“Your successes and happiness are forgiven you only if you generously consent to share them. – Kesuksesan dan kebahagiaan akan sangat berarti jika kau mau berbagi dengan orang lain.” Albert Camus

Untuk dapat sekedar hidup, mungkin kita tidak perlu bersusah payah mencari peluang ataupun memikirkan bagaimana meningkatkan kualitas dan manfaat diri kita. Namun sebagai mahluk yang paling spesial diantara mahluk ciptaan Tuhan YME, kita berkewajiban untuk mendapatkan kehidupan yang berarti. Kita harus berupaya semaksimal mungkin. Sebuah pepatah bijak menyebutkan, “Find a meaningful need and fill it better than anyone else. – Kejarlah sesuatu yang bermakna, dan gunakanlah setiap peluang yang ada secara lebih baik dari siapapun.”

Ada beberapa langkah untuk menjadikan kehidupan kita menjadi lebih berarti. Langkah pertama adalah memperbesar kemauan untuk belajar. Manusia mempunyai pikiran yang luar biasa, maka gunakan pikiran tersebut untuk belajar menciptakan kemajuan-kemajuan dalam hidup. Kita dapat belajar dari berbagai hal, diantaranya adalah belajar kepada pengalaman hidup, kegagalan, kejadian sehari-hari, orang lain dan sebagainya. Maka tingkatkan terus kemauan belajar.

Langkah kedua supaya kehidupan kita lebih berati adalah mencoba melakukan sesuatu agar lebih dekat dengan impian yang diidamkan. Bekerjalah lebih keras, lebih aktif atau produktif. Langkah ini sangat efektif dalam meningkatkan kemungkinan mendapatkan uang, kekayaan atau segala sesuatu yang berharga bagi manusia.

Satu hal yang patut dijadikan pedoman bahwasanya kerja keras itu bukan semata-mata mengejar 5 P, yaitu power (kekuasaan), position (posisi), pleasure (kesenangan), prestige (kewibawaan) dan prosperity (kekayaan). Setiap usaha yang hanya berorientasi kepada lima hal tersebut memang menjamin kesuksesan atau bahkan hasil yang melimpah
ruah, tetapi tidak menjamin sebuah akhir yang menyenangkan. Contohnya adalah sebuah fakta tentang delapan orang miliarder di Amerika Serikat yang berkumpul di Hotel Edge Water Beach di Chicago, Illionis pada tahun 1923. Mereka adalah orang-orang yang sangat sukses, tetapi mengalami nasib tragis 25 tahun kemudian.

Salah seorang diantara mereka adalah Charles Schwab, CEO perusahaan besi baja ternama pada waktu itu, yaitu Bethlehem Steel. Tetapi Charles Schwab mengalami kebangkrutan total. Sehingga ia terpaksa berhutang untuk membiayai hidupnya selama 5 tahun sebelum meninggal. Yang kedua adalah Richard Whitney, President New York Stock Exchange. Namun pria ini ternyata menghabiskan sisa hidupnya dipenjara Sing Sing. Orang ketiga adalah Jesse Livermore, raja saham “The Great Bear” di Wall Street. Tetapi Jesse mati bunuh diri.

Orang ke empat adalah “The Match King”, Ivar Krueger, CEO perusahaan hak cipta, yang juga mati bunuh diri. Begitu juga dengan Leon Fraser, Chairman of Bank of International Settlement, ia mati bunuh diri. Yang keenam adalah Howard Hupson, CEO perusahaan gas terbesar di Amerika Utara. Tetapi ia sakit jiwa dan dirawat di rumah sakit jiwa
hingga akhir hidupnya. Arthur Cutton sebelumnya adalah pemilik pabrik tepung terbesar di dunia, tetapi ia meninggal di negri orang lain. Sedangkan Albert Fall, waktu itu ia adalah anggota kabinet presiden
Amerika Serikat. Namun ia meninggal di rumahnya di Texas ketika baru saja keluar dari penjara.

Di dunia ini tidak sedikit orang yang semula sangat sukses, tetapi merana di tahun-tahun terakhir kehidupan mereka. Kehidupan mereka seakan-akan tidak berarti meskipun sebelumnya sangat kaya raya. Upaya terbaik memang dapat menghasilkan kesuksesan besar, tetapi bukan berarti merupakan jaminan sebuah akhir kehidupan sebagai manusia yang penuh arti.

Karena itu langkah berikutnya yang harus kita lakukan adalah mengimbangi kerja keras dengan berbuat kebaikan. Seorang penulis pada abad 20-an yang berkebangsaan Perancis, AndrĂ© Gide, mendefinisikan kebaikan itu sebagai berikut; “True kindness presupposes the faculty of imagining as one’s own the suffering and joys of others. –
Kebaikan yang sesungguhnya adalah kemampuan merasakan penderitaan maupun kebahagiaan orang lain.”

Kerja keras yang diimbangi dengan berbuat kebaikan akan menghasilkan semangat yang tinggi untuk mendapatkan lebih dari apa yang dibutuhkan. Hal itu terdorong oleh keinginan untuk dapat berbagi kebahagiaan dengan orang lain. Pada akhirnya kebaikan tersebut berpengaruh positif terhadap semangat hidup, motivasi, dan kemajuan
sikap dan ekonomi. James Allen, penulis buku berjudul As a Man Thinketh mengatakan, “Pemikiran serta perbuatan baik tidak mungkin mendatangkan hasil yang buruk; pemikiran dan perbuatan buruk tidak
mungkin mendatangkan hasil baik.”

Dengan belajar, bekerja keras dan berbuat kebaikan maka kita akan dapat menciptakan kehidupan yang jauh lebih berarti. Langkah-langkah sebagaimana dijelaskan diatas terbukti juga sangat efektif menjadikan kesan positif tentang diri kita tidak mudah dilupakan orang. Saya meyakini bahwa kita masih mempunyai banyak kesempatan dan potensi untuk mendapatkan kehidupan berharga itu dimanapun dan apapun pekerjaan kita.

Sumber: Make A Life, Not Merely A Living - Ciptakan Kehidupan, Bukan Sekedar Hidup oleh Andrew Ho.

Nafas Ku

Nafas Ku...
Saat Langit menjadi gelap
aku takut... dan aku berlindung di Hidup mu
Saat Bumi menjadi Retak...
aku gemetar dan aku bersembunyi di Hati mu
Saat Angin Menjadi topan..
aku sesak bernafas dan aku berada dalam dekapan mu

Nafas Ku...
Ternyata Langit menjadi gelap..
Bumi menjadi retak.. dan angin menjadi Topan..
Semua hanya karena aku berada di dekat mu..
semakin aku berlindung, sembunyi dan berada dalam dekapan mu..
semakin Alam memusuhi ku..

Nafas Ku..
Biar lah semua aku jalani takut.. gemetar dan sesak nafas
beralaskan aku bisa bersama mu..
karena Nafas ku memang milik Nafas mu..

7 Buah Kata

October 23, 2008 · Filed Under Cerita Motivasi, Suara Hati by Resensinet

Aku tahu aku berbeda dari anak-anak lain. Dan aku amat membencinya. Ketika aku mulai bersekolah, teman-teman selalu mengejekku, maka aku semakin tahu perbedaan diriku. Aku dilahirkan dengan cacat. Langit-langit mulutku terbelah.Ya, aku adalah seorang gadis kecil dengan bibir sumbing, hidung bengkok, gigi yang tak rata. Bila berbicara suaraku sumbang, sengau dan kacau. Bahkan aku tak bisa meniup balon bila tak kupejet hidungku erat-erat.

Jika aku minum menggunakan sedotan, air akan mengucur begitu saja lewat hidungku. Bila ada teman sekolahku bertanya, “Bibirmu itu kenapa?” Aku katakan bahwa ketika bayi aku terjatuh dan sebilah pecahan beling telah membelah bibirku.

Sepertinya aku lebih suka alasan ini daripada mengatakan bahwa aku cacat semenjak lahir. Saat berusia tujuh tahun aku yakin tidak ada orang selain keluargaku yang mencintai aku. Bahkan tidak ada yang mau menyukaiku.

Saat itu aku naik ke kelas dua dan bertemu dengan bu Leonard. Aku tak tahu apa nama lengkapnya. Aku hanya memanggilnya bu Leonard. Beliau berparas bundar, cantik dan selalu harum. Tangannya gemuk. Rambutnya coklat keperakan. Matanya hitam lembut yang senantiasa tampak tersenyum meski bibirnya tidak. Setiap anak menyukainya. Tetapi tak ada yang menyintainya lebih daripada aku. Dan aku punya alasan tersendiri untuk itu.

Pada suatu ketika sekolah melakukan test kemampuan pendengaran; yaitu mendengar kata yang dibisikkan dengan satu telinga ditutup bergantian. Terus terang sulit bagiku untuk mendengar suara-suara dengan satu telinga. Tidak ada orang yang tahu akan cacatku yang satu ini. Aku tak mau gagal pada test ini lalu menjadi satu-satunya anak dengan segala cacat di sekujur tubuhnya.

Maka aku mencari akal untuk menyusun rencana curang. Aku perhatikan setiap murid yang ditest. Test berlangsung demikian: setiap murid diminta berjalan ke pintu kelas, membalikkan tubuh, menutup satu telinganya dengan jari, kemudian bu guru akan membisikkan sesuatu dari mejanya tulisnya. Lalu murid diminta untuk mengulangi perkataan bu guru. Hal yang sama dilakukan pada telinga yang satunya. Aku menyadari ternyata tak ada seorang pun yang mengawasi apakah telinga itu ditutup dengan rapat atau tidak. Kalau begitu aku akan berpura-pura saja menutup telingaku. Selain itu aku tahu dari cerita murid-murid yang lain bu guru biasanya membisikkan kata-kata seperti, “Langit itu biru” atau “Apakah kau punya sepatu baru?”.

Kini tiba pada giliran terakhir; giliranku. Aku berjalan ke luar kelas, membalikkan tubuh lalu menutup telingaku yang cacat itu dengan kuat tetapi kemudian perlahan-lahan merenggangkannya sehingga aku bisa mendengar kata-kata yang dibisikkan oleh bu guru.

Aku menunggu dengan berdebar-debar kata-kata apa yang akan dibisikkan oleh bu Leonard. Dan bu Leonard, bu guru yang cantik dan harum, bu guru yang aku cintai itu, membisikkan tujuh buah kata yang aku telah mengubah hidupku selamanya. Ia berbisik dengan lembut, “Maukah kau jadi putriku, wahai gadis manis?” Tanpa sadar aku berbalik, berlari, memeluk bu Leonard erat-erat, dan membiarkan seluruh air mataku tumpah di tubuhnya.