Tuhan,
lihatlah senyumku saat duka-Mu melanda di sgenap tulang rusukku
dengarlah tawa riang hatiku saat sepenuh ragaku hancur melebur
karena senua tusukun-tusukan dalam kilat-Mu
Ku kan terus tertawa selama detak itu berdetak di jantungku
selama nyawa hangatku terus Kau gengga dalam jemari-Mu
Ku kan terus tersenyum selama sudut-sudut jiwaku masih sebutkan Esa-Mu
Tuhan,
Rasakan senandung asku yang kan selalu rintihkan gerimis air mata
di atas telapak tangan-Mu
merintihkan seluruh kehebatan alam hingga semu keagungan besarnya meleleh
mengalir di sekujur nadi-Mu
Ku tak kan lagi keluhkan sisa-sisa abuku
yang semakin surut di terpa angin hitam-Mu
yang Kau tiupkan melewati seluruh dentuman jantungku
Diriku hanya kan berikan semua sembahan-sembahan maniskudi atas altar suci-Mu
membawakan hasil-hasil keringat darahku tuk tunjukan
betapa Engkau hidupkan jiwa dalam tubuh ini
hingga ku berdiri di atas bencana-bencana alam ini
Hanya untuk-Mu Tuhanku,
hanya tuk dapatkan secercah cahaya-Mu dalam hati gelapku
menerima semua bentuk kehidupanku di dunia dan alam kesesatanku
Kamis, 16 April 2009
Jumat, 10 April 2009
sesak
dengarlah desahku saat api senja mulai surut dari puncaknya,
dengarkanlah ketika jiwaku berkata,berbisik disisi telingamu,
mengumandangkan mengumandangkan berbagai pinta hati
yang tak mungkin lagi kusimpan di tabung kemiskinan
dekaplah tubuhku ketika lelah letih menyerbu d segenap tubuhku
temukanlah di dalam lembut tanganmu
yang selalu memberikan madu dalam alur galap terang kehidupanku
sungguh takut diriku saat malam gulita menyerbuku saat dalam kesendirian
takut diriku saat kunang-kunang beterbangan
dan mencoba tuk padamkan cahaya di kamar hatiku
menggantikannya dengan gelap yang membara
belailah tubuhku saat musim ketakutan itu mendatangiku dengan beribu pasukannya
sentuh tubuhku
untukmu permaisuriku
dengarkanlah ketika jiwaku berkata,berbisik disisi telingamu,
mengumandangkan mengumandangkan berbagai pinta hati
yang tak mungkin lagi kusimpan di tabung kemiskinan
dekaplah tubuhku ketika lelah letih menyerbu d segenap tubuhku
temukanlah di dalam lembut tanganmu
yang selalu memberikan madu dalam alur galap terang kehidupanku
sungguh takut diriku saat malam gulita menyerbuku saat dalam kesendirian
takut diriku saat kunang-kunang beterbangan
dan mencoba tuk padamkan cahaya di kamar hatiku
menggantikannya dengan gelap yang membara
belailah tubuhku saat musim ketakutan itu mendatangiku dengan beribu pasukannya
sentuh tubuhku
untukmu permaisuriku
Langganan:
Postingan (Atom)