Biarkan degup jantung kita berpadu
Dalam hasrat menyala, yang sudah tersimpan rapi
Sejak cinta kita tumbuh pada awalnya
bagai matahari pagi terbit mendaki bukit demi bukit
Hingga kupasangkan cincin perkawinan
Sebagai tambatan akhir pengembaraanku
Biarkan rindu kita luluh bersama malam
Dalam lembut cahaya bulan dan kerlip kunang-kunang
Lalu perlahan membakar kedua sukma kita
Diatas ranjang peraduan beraroma kenanga
Kemudian terbang menyusuri awan
Hingga kaki langit tempat segala kenangan tentang kita
bersemayam abadi sepanjang musim
Biarkan bintang mendelik cemburu
Pada gelora cinta kita yang membias hingga batas cakrawala
Lalu berpendar indah di seantero angkasa
Dan menepis segala kesangsian
Bahwa Biduk yang kita kayuh berdua
Akan mampu meredakan sejuta badai
Sabtu, 08 November 2008
sekedar khayal
Kusimpan emosi milikimu.bgiku kau adam nan smpurna,
Kau malaikat tak bsayap,
Kau alasan aku harus bngun esok hari,
Kau pelangi dlm mndung jiwaku.
Kurindui stiap inci wujudmu,ku langkahkan kaki dblakangmu,ku cintai nmun sbts hyalku kr kau bkn milikku.
Kau malaikat tak bsayap,
Kau alasan aku harus bngun esok hari,
Kau pelangi dlm mndung jiwaku.
Kurindui stiap inci wujudmu,ku langkahkan kaki dblakangmu,ku cintai nmun sbts hyalku kr kau bkn milikku.
elegi ruang sunyi
kusapa,kau diam tak tersenyum
kupeluk,lirih jasadmu dalam sepi
bayang memudar di ujung nadi
merahkah jiwamu,tinggalkan perih biru
pada malam hitam kubertahan
melukis ronamu berpalung rindu
mengertikah kau belahan
lepuh tapakku di bayangmu
kematian hanya suatu jalan
saat cinta menuju keabadian
kupeluk,lirih jasadmu dalam sepi
bayang memudar di ujung nadi
merahkah jiwamu,tinggalkan perih biru
pada malam hitam kubertahan
melukis ronamu berpalung rindu
mengertikah kau belahan
lepuh tapakku di bayangmu
kematian hanya suatu jalan
saat cinta menuju keabadian
Kamis, 06 November 2008
kisah malam
hujan meretak
di gelap sepi berbunyi
sunyikan hitam hari
mambungkam bulan yang mati
angin menyisir
di jalan bara mengabu sukma
kosongkan tiang-tiang bercahaya
mencekik bintang dalam sinarnya
malam berkisah lagi
sungguh,..
dengan deras dalam hujan penuh keras
malam berbisik lagi
mananti,..
angin pagi penuh embun sang dewi.
di gelap sepi berbunyi
sunyikan hitam hari
mambungkam bulan yang mati
angin menyisir
di jalan bara mengabu sukma
kosongkan tiang-tiang bercahaya
mencekik bintang dalam sinarnya
malam berkisah lagi
sungguh,..
dengan deras dalam hujan penuh keras
malam berbisik lagi
mananti,..
angin pagi penuh embun sang dewi.
menyambut mati
api nyalang sungguh menyalang
melambai penuh buai angan
durinya sungguh tajam merajam
tusukan dalam mata tanda kejam
sungaiku tak dalam nan lengang
tak sanggup memadam api nyalang
jariku tak baik melentik
tak lagi memetik duri dipetik
merambat ketangan merentang
membisu bak batu tenggelam
hingga semua badan telanjang
memucat tanpa darah menerjang
hatiku tak mau lagi berdetak
berbaur dari tubuh sekarat
jantungpun semarak menepis
selangkah menyambut mati nan miris
durinya sungguh tajam merajam
tusukan dalam mata tanda kejam
sungaiku tak dalam nan lengang
tak sanggup memadam api nyalang
jariku tak baik melentik
tak lagi memetik duri dipetik
merambat ketangan merentang
membisu bak batu tenggelam
hingga semua badan telanjang
memucat tanpa darah menerjang
hatiku tak mau lagi berdetak
berbaur dari tubuh sekarat
jantungpun semarak menepis
selangkah menyambut mati nan miris
Langganan:
Postingan (Atom)