Rabu, 19 Agustus 2009

Rahasia Yang Belum Terungkap Di Balik 17 Agustus

Tujuh belas Agustus merupakan hari besar kemerdekaan bangsa Indonesia. Pada tanggal tersebut, 64 tahun yang lalu merupakan hari paling bersejarah negeri ini karena di hari itulah merupakan awal dari kebangkitan rakyat Indonesia dalam melawan penjajahan sekaligus penanda awalnya revolusi. Namun, ada beberapa hal menarik seputar hari kemerdekaan negeri kita tercinta ini yang sayang jika belum Anda ketahui.

1. Soekarno Sakit Saat Proklamirkan Kemerdekaan Pada 17 Agustus 1945 pukul 08.00 (2 jam sblm pembacaan teks Proklamasi), ternyata Bung Karno masih tidur nyenyak di kamarnya, di Jalan Pegangsaan Timur 56, Cikini. Dia terkena gejala malaria tertiana. Suhu badannya tinggi dan sangat lelah setelah begadang bersama para sahabatnya menyusun konsep naskah proklamasi di rumah Laksamana Maeda. Saat itu, tepat di tengah2 bulan puasa Ramadhan. "Pating greges", keluh Bung Karno setelah dibangunkan dr Soeharto, dokter kesayangannya. Kemudian darahnya dialiri chinineurethan intramusculair dan menenggak pil brom chinine. Lalu ia tidur lagi. Pukul 09.00, Bung Karno terbangun. Berpakaian rapi putih-putih dan menemui sahabatnya, Bung Hatta. Tepat pukul 10.00, keduanya memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dari serambi rumah. "Demikianlah Saudara-saudara! Kita sekalian telah merdeka!", ujar Bung Karno di hadapan segelintir patriot-patriot sejati. Mereka lalu menyanyikan lagu kebangsaan sambil mengibarkan bendera pusaka Merah Putih. Setelah upacara yang singkat itu, Bung Karno kembali ke kamar tidurnya; masih meriang. Tapi sebuah revolusi telah dimulai...

2. Upacara Proklamasi Kemerdekaan Dibuat Sangat Sederhana Upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ternyata berlangsung tanpa protokol, tak ada korps musik, tak ada konduktor, dan tak ada pancaragam. Tiang bendera pun dibuat dari batang bambu secara kasar, serta ditanam hanya beberapa menit menjelang upacara. Tetapi itulah, kenyataan yang yang terjadi pada sebuah upacara sakral yang dinanti-nanti selama lebih dari 300 tahun!

3. Bendera dari Seprai Bendera Pusaka Sang Merah Putih adalah bendera resmi pertama bagi RI. Tetapi dari apakah bendera sakral itu dibuat? Warna putihnya dari kain sprei tempat tidur dan warna merahnya dari kain tukang soto!

4. Akbar Tanjung Jadi Menteri Pertama “Orang Indonesia Asli” Setelah merdeka 43 tahun, Indonesia baru memiliki seorang menteri pertama yang benar-benar "orang Indonesia asli". Karena semua menteri sebelumnya lahir sebelum 17 Agustus 1945. Itu berarti, mereka pernah menjadi warga Hindia Belanda dan atau pendudukan Jepang, sebab negara hukum Republik Indonesia memang belum ada saat itu. "Orang Indonesia asli" pertama yang menjadi menteri adalah Ir Akbar Tanjung (lahir di Sibolga, Sumatera Utara, 30 Agustus 1945), sebagai Menteri Negara Pemuda dan Olah Raga pada Kabinet Pembangunan (1988-1993).

5. Kalimantan Dipimpin 3 Kepala Negara Menurut Proklamasi 17 Agustus 1945, Kalimantan adalah bagian integral wilayah hukum Indonesia. Kenyataannya, pulau tersebut paling unik di dunia. Di pulau tersebut, ada 3 kepala negara yang memerintah! Presiden Soeharto (memerintah 4 wilayah provinsi), PM Mahathir Mohamad (Sabah dan Serawak) serta Sultan Hassanal Bolkiah (Brunei).

6. Setting Revolusi di Indonesia Diangkat Ke Film Ada lagi hubungan erat antara 17 Agustus dan Hollywood. Judul pidato 17 Agustus 1964, "Tahun Vivere Perilocoso" (Tahun yang Penuh Bahaya), telah dijadikan judul sebuah film - dalam bahasa Inggris; "The Year of Living Dangerously". Film tersebut menceritakan pegalaman seorang wartawan Australia yg ditugaskan di Indonesia pada 1960-an, pada detik2 menjelang peristiwa berdarah th 1965. Pada 1984, film yang dibintangi Mel Gibson itu mendapat Oscar untuk kategori film asing!

7. Naskah Asli Proklamasi Ditemukan di Tempat Sampah Naskah asli teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang ditulis tangan oleh Bung Karno dan didikte oleh Bung Hatta, ternyata tidak pernah dimiliki dan disimpan oleh Pemerintah! Anehnya, naskah historis tersebut justru disimpan dengan baik oleh wartawan BM Diah. Diah menemukan draft proklamasi itu di keranjang sampah di rumah Laksamana Maeda, 17 Agustus 1945 dini hari, setelah disalin dan diketik oleh Sajuti Melik.Pada 29 Mei 1992, Diah menyerahkan draft tersebut kepada Presiden Soeharto, setelah menyimpannya selama 46 tahun 9 bulan 19 hari.

8. Soekarno Memandikan Penumpang Pesawat dengan Air Seni Rasa-rasanya di dunia ini, hanya the founding fathers Indonesia yang pernah mandi air seni. Saat pulang dari Dalat (Cipanasnya Saigon), Vietnam, 13 Agustus 1945, Soekarno bersama Bung Hatta, dr Radjiman Wedyodiningrat dan dr Soeharto (dokter pribadi Bung Karno) menumpang pesawat fighter bomber bermotor ganda. Dalam perjalanan, Soekarno ingin sekali buang air kecil, tetapi tak ada tempat. Setelah dipikir, dicari jalan keluarnya untuk hasrat yang tak tertahan itu. Melihat lubang-lubang kecil di dinding pesawat, di situlah Bung Karno melepaskan hajat kecilnya. Karena angin begitu kencang sekali, bersemburlah air seni itu dan membasahi semua penumpang.

9. Negatif Film Foto Kemerdekaan Disimpan Di Bawah Pohon Berkat kebohongan, peristiwa sakral Proklamasi 17 Agustus 1945 dapat didokumentasikan dan disaksikan oleh kita hingga kini. Saat tentara Jepang ingin merampas negatif foto yang mengabadikan peristiwa penting tersebut, Frans Mendoer, fotografer yang merekam detik-detik proklamasi, berbohong kepada mereka. Dia bilang tak punya negatif itu dan sudah diserahkan kepada Barisan Pelopor, sebuah gerakan perjuangan. Mendengar jawaban itu, Jepang pun marah besar. Padahal negatif film itu ditanam di bawah sebuah pohon di halaman Kantor harian Asia Raja. Setelah Jepang pergi, negatif itu diafdruk dan dipublikasi secara luas hingga bisa dinikmati sampai sekarang. Bagaimana kalau Mendoer bersikap jujur pada Jepang?

10. Bung Hatta Berbohong Demi Proklamasi Kali ini, Bung Hatta yang berbohong demi proklamasi. Waktu masa revolusi, Bung Karno memerintahkan Bung Hatta untuk meminta bantuan senjata kepada Jawaharlal Nehru. Cara untuk pergi ke India pun dilakukan secara rahasia. Bung Hatta memakai paspor dengan nama "Abdullah, co-pilot". Lalu beliau berangkat dengan pesawat yang dikemudikan Biju Patnaik, seorang industrialis yang kemudian menjadi menteri pada kabinet PM Morarji Desai. Bung Hatta diperlakukan sangat hormat oleh Nehru dan diajak bertemu Mahatma Gandhi. Nehru adalah kawan lama Hatta sejak 1920-an dan Dandhi mengetahui perjuangan Hatta. Setelah pertemuan, Gandhi diberi tahu oleh Nehru bahwa "Abdullah" itu adalah Mohammad hatta. Apa reaksi Gandhi? Dia marah besar kepada Nehru, karena tidak diberi tahu yang sebenarnya."You are a liar !" ujar tokoh kharismatik itu kepada Nehru.

11. Bendera Merah Putih dan Perayaan Tujuh Belasan Bukan di Indonesia Saja Bendera Merah Putih dan perayaan tujuh belasan bukanlah monopoli Indonesia. Corak benderanya sama dengan corak bendera Kerajaan Monaco dan hari kemerdekaannya sama dengan hari proklamasi Republik Gabon (sebuah negara di Afrika Barat) yang merdeka 17 Agustus 1960. Selain itu, masih menjadi perdebatan apakah lagu Indonesia Raya benar-benar merp karya asli WR Supratman, ataukah 'terinspirasi' oleh lagu Perancis, "Les Marseilles", yg memiliki nada2 yg sangat mirip.

12. Tidak Ada Nama Jalan Soekarno-Hatta Jakarta, tempat diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia dan kota tempat Bung Karno dan Bung Hatta berjuang, tidak memberi imbalan yang cukup untuk mengenang co-proklamator Indonesia. Sampai detik ini, tidak ada "Jalan Soekarno-Hatta" di ibu kota Jakarta. Bahkan, nama mereka tidak pernah diabadikan untuk sebuah objek bangunan fasilitas umum apa pun sampai 1985, ketika sebuah bandara diresmikan dengan memakai nama mereka.

13. Gelar Proklamator Hanyalah Gelar Lisan Gelar Proklamator untuk Bung Karno dan Bung Hatta, hanyalah gelar lisan yang diberikan rakyat Indonesia kepadanya selama 41 tahun! Sebab, baru 1986 Permerintah memberikan gelar proklamator secara resmi kepada mereka.

14. Indonesi Mungkin Saja Punya Lebih Dari Dua Proklamator Kalau saja usul Bung Hatta diterima, tentu Indonesia punya "lebih dari dua" proklamator. Saat setelah konsep naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia rampung disusun di rumah Laksamana Maeda, Jl Imam Bonjol no 1, Jakarta, Bung Hatta mengusulkan semua yang hadir saat rapat dini hari itu ikut menandatangani teks proklamasi yang akan dibacakan pagi harinya. Tetapi usul ditolak oleh Soekarni, seorang pemuda yang hadir. Rapat itu dihadiri Soekarno, Hatta dan calon proklamator yang gagal : Achmad Soebardjo, Soekarni dan Sajuti Melik. "Huh, diberi kesempatan membuat sejarah tidak mau", gerutu Bung Hatta karena usulnya ditolak.

15. Jenderal Soedirman Tidak Pernah Duduki Jabatan Resmi Panglima Besar Tentara Nasional Indonesia Jenderal Soedirman, pada kenyatannya tidak pernah menduduki jabatan resmi di kabinet RI. Beliau tidak pernah menjadi KSAD, Pangab, bahkan menteri pertahanan sekalipun!

Sumber: kaskus.us

Kamis, 16 April 2009

Persembahan untuk TUHAN

Tuhan,
lihatlah senyumku saat duka-Mu melanda di sgenap tulang rusukku
dengarlah tawa riang hatiku saat sepenuh ragaku hancur melebur
karena senua tusukun-tusukan dalam kilat-Mu

Ku kan terus tertawa selama detak itu berdetak di jantungku
selama nyawa hangatku terus Kau gengga dalam jemari-Mu
Ku kan terus tersenyum selama sudut-sudut jiwaku masih sebutkan Esa-Mu

Tuhan,
Rasakan senandung asku yang kan selalu rintihkan gerimis air mata
di atas telapak tangan-Mu
merintihkan seluruh kehebatan alam hingga semu keagungan besarnya meleleh
mengalir di sekujur nadi-Mu

Ku tak kan lagi keluhkan sisa-sisa abuku
yang semakin surut di terpa angin hitam-Mu
yang Kau tiupkan melewati seluruh dentuman jantungku

Diriku hanya kan berikan semua sembahan-sembahan maniskudi atas altar suci-Mu
membawakan hasil-hasil keringat darahku tuk tunjukan
betapa Engkau hidupkan jiwa dalam tubuh ini
hingga ku berdiri di atas bencana-bencana alam ini

Hanya untuk-Mu Tuhanku,
hanya tuk dapatkan secercah cahaya-Mu dalam hati gelapku
menerima semua bentuk kehidupanku di dunia dan alam kesesatanku

Jumat, 10 April 2009

sesak

dengarlah desahku saat api senja mulai surut dari puncaknya,
dengarkanlah ketika jiwaku berkata,berbisik disisi telingamu,
mengumandangkan mengumandangkan berbagai pinta hati
yang tak mungkin lagi kusimpan di tabung kemiskinan

dekaplah tubuhku ketika lelah letih menyerbu d segenap tubuhku
temukanlah di dalam lembut tanganmu
yang selalu memberikan madu dalam alur galap terang kehidupanku

sungguh takut diriku saat malam gulita menyerbuku saat dalam kesendirian
takut diriku saat kunang-kunang beterbangan
dan mencoba tuk padamkan cahaya di kamar hatiku
menggantikannya dengan gelap yang membara
belailah tubuhku saat musim ketakutan itu mendatangiku dengan beribu pasukannya

sentuh tubuhku
untukmu permaisuriku

Jumat, 20 Maret 2009

aku dan semua penyair

aku adalah semua penyair
penyair dan semua itu aku

aku tak pernah jadi penyair

hanya untukku syair-syair itu
hanya untukmu diriku

cerita sang kekasih

di dalam genangan samudra maya,ku termangu.
mendesah dalam kalbu.

cinta mengaduh di hatiku
tersakiti.....

terluka karena nafsu belaka.

cinta adalah kerumitan terindah di dunia
tak kan pernah sederhana yang kau mau
tak sederhana dalam sang pencinta.

kekasih,
bagimu mungkin kesetiaan bukanlah dalam diri ini
kesesatan selalu terbayang di wajah lelah

namun tiada harapku selain bersamamu,
memelukmu,
hanyutkan dirimu dalam kesesatan yang kau lihat di wajahku
tenggelam di mahligai cinta kita

tiada lagi nafsu itu,
ku hanya ingat dirimu
tiada lain tuk di sisiku.

Rabu, 18 Maret 2009

the day with you

meregang nyawaku
berdebar penuh keluh di hadapmu
bergetar melayang menatapmu
merasuk rusuk-rusuk di tubuhku

hanyut mimpi-mimpiku
ukiran kata-kata di senyummu

terubah hayal-hayalku
nyata dalam jawab dan pelukmu

remuk seakan aku waktu itu
tertusuk duri lembut yang menyusup akhir hayatku

hilang sudah letihku kala itu
lenyap dalam buai dan abadi cintamu

sungguh ku terbang

Lomba upi

“Mengembangkan Eksistensi Bahasa dan Sastra Indonesia”

Lomba Baca Puisi Piala Rendra Kategori Pelajar, 15 April 2009 (pendaftaran Rp 30.000) Kategori Mahasiswa dan Umum, 16 April 2009 (pendaftaran Rp 35.000)

Lomba Cipta Cerpen Piala Balai Bahasa Peserta Umum. Tema Bebas. Biaya Pendaftaran Rp 20.000/judul.

Lomba Tulis Esai Bahasa. Peserta Umum. Tema “Pengaruh Bahasa Asing Terhadap Bahasa Indonesia dan Problematikanya” Biaya Pendaftaran Rp 20.000/judul

Lomba Tulis Puisi Piala Rektor UPI. Peserta Umum. Tema Bebas. Biaya Pendaftaran Rp 20.000/judul.

Lomba Mendongeng Anak se-Bandung Raya. Peserta Anak-anak Usia Maks. 12 tahun. Biaya Pendaftaran Rp 15.000/orang. Waktu Perlombaan Jumat, 17 April 2009.

Lomba Tulis Surat untuk Walikota Bandung se-Bandung Raya. Peserta Anak-anak Usia Maks. 12 tahun. Biaya Pendaftran Rp 15.000/orang. Tema Surat “Andai Aku Menjadi Walikota Bandung”. Penulisan surat dilakukan pada waktu dan tempat yang telah ditentukan.

Pelatihan Pembelajaran Bahasa Berbasis TIK. Tema “Pembuatan Media Pembelajaran Bahasa dengan Microsoft Power Point dan Flash”. Peserta Guru Bahasa. Biaya Pendaftaran Rp 150.000/orang Fasilitas: komputer untuk setiap orang, notebook, sertifikat, snack, makan siang dan pin. Waktu pelaksanaan 14 April 2009.

Diskusi Bahasa. Tema “Interferensi Bahasa Asing Terhadap Bahasa Indonesia”. Peserta Umum. Biaya Gratis. Pemateri : Prof. Dr. H. A. Chaedar Alwasilah, MA. (Guru Besar UPI) M. Abdul Khak, M.Hum (Kepala Balai Bahasa Bandung). Waktu Pelaksanaan Tanggal 13 April 2009 Jam 08.00 – selesai.

Diskusi Sastra. Tema “Lokalitas dalam Karya Sastra”. Peserta Umum. Biaya Gratis. Pemateri : Hawe Setiawan (Sastrawan) Ahmad Tohari (Sastrawan). Waktu Pelaksanaan Tanggal 13 April 2009 Jam 13.00 – selesai.

Waktu Pendaftaran Semua Kegiatan dan Pengumpulan Karya Tulis 1 Maret – 31 Maret 2009

Ketentuan Umum Karya Tulis:

-Ditik rapi di kertas A4, margin standar, font 12, spasi 2, huruf Times New Roman -Rangkap 4 dan disertai soft file dalam CD -Untuk Lomba Tulis Esai Bahasa, karya dibatasi min. 4 lembar dan maks. 6 lembar -Untuk Lomba Cipta Cerpen, karya dibatasi min. 6 lembar dan maks. 10 lembar -Foto copy tanda pengenal -Tidak diperkenankan menulis identitas pada lembar karya (biodata terpisah) -Dimasukkan pada amplop coklat A4, disudut kiri atas tertulis kriteria lomba karya tulis, mis: Lomba Tulis Puisi Piala Rektor GBSI 2009 -Karya harus orisinil dan belum dipublikasikan -Karya menjadi milik panitia -Karya dikirim langsung atau melalui pos ke sekretariat GBSI 2009.

Peserta Terbatas

Sekretariat GBSI 2009 Gedung PKM UPI Lantai 2 Ruang 26 Jl. Dr. Setiabudi No. 229 Bandung, 40154 CP : Sigit Widiatmoko (08562286995, 022-92972665) Rina Fitriani (081220083010) Email : gbsi2009_satrasia@yahoo.com Rek : 0110691457 Bank BNI cabang UPI Bandung a.n. Sigit Widiatmoko