Kamis, 06 November 2008

menyambut mati

api nyalang sungguh menyalang
melambai penuh buai angan

durinya sungguh tajam merajam
tusukan dalam mata tanda kejam

sungaiku tak dalam nan lengang
tak sanggup memadam api nyalang

jariku tak baik melentik
tak lagi memetik duri dipetik

merambat ketangan merentang
membisu bak batu tenggelam

hingga semua badan telanjang
memucat tanpa darah menerjang

hatiku tak mau lagi berdetak
berbaur dari tubuh sekarat

jantungpun semarak menepis
selangkah menyambut mati nan miris


Tidak ada komentar: